5 Juni 2011

”Perajin” atau ”Pengrajin”

Setelah kata Pergantian dan Penggantian yang membuat kita bingung, kita juga dibingungkan mana yang benar, 'perajin' atau 'pengrajin, 'perusak' atau 'pengrusak'? Pemakaian kata ini sangat bersaing di masyarakat.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi IV Pusat Bahasa sublema pengrajin yang diturunkan dari lema rajin bermakna perajin n 1 orang yg bersifat rajin: para ~ itu bekerja keras meningkatkan hasil kerjanya; 2 sesuatu yg mendorong untuk menjadi rajin: perusahaan memberikan hadiah lebaran satu bulan gaji sbg ~ pegawai; 3 orang yg pekerjaannya (profesinya) membuat barang kerajinan;

Dari cara Pusat Bahasa menuliskan makna pengrajin yang sama artinya dengan perajin itu, kita bisa menyimpulkan bahwa sebenarnya bentuk pengrajin sah-sah saja dipakai alih-alih perajin. Hal ini semakin membuat kita bingung dan timbul pertanyaan mengapa KBBI tidak tegas menentukan kata yang benar?

Salah satu karakter KBBI adalah merekam semua kata yang ada dan dipakai di masyarakat. Kata pengrajin diketahui banyak dipakai lalu kata itu memiliki hak menjadi warga kata penghuni KBBI. Hingga tulisan ini saya tayangkan di sini, kata pengrajin ditemukan di mesin pencari Google sebanyak 2.730.000 berbanding 1.060.000 untuk kata perajin. Pemakaian kata ini sangat bersaing. Mungkin saja ini menjadi alasan penyusun KBBI memasukkan kata 'pengrajin ' sebagai sama dengan 'perajin'.

Dari karakter KBBI seperti itu, kata-kata yang direkam belum tentu benar atau salah. Sejatinya, Pusat Bahasa perlu secara tegas memberikan pencerahan kepada pengguna KBBI untuk bentuk-bentuk bersaing seperti itu. Seperti halnya untuk kata silahkan yang memakai tanda panah merujuk pada kata silakan karena kata dasarnya sila.

Ada beberapa cara bagi kita menentukan bentuk yang benar. Pertama, melihat kelaziman. Umumnya, awalan /pe-/ atau /per-/ yang melekat pada kata berfonem awal /r/ tidak berubah menjadi /peng-/, misalnya: pe + raih peraih; pe + rampok perampok; pe + ramu perenang; pe + rias perias; pe + rintis perintis; pe + rusak perusak.

Dari contoh di atas bisa kita lihat bahwa bentuk pengraih, pengrampok, pengramu, pengrenang, pengrias, pengrintis ataupun pengrusak adalah bentuk yang salah.

Kedua, melihat proses terbentuknya kata tersebut. Kita ambil contoh kata dasar ‘tulis’ yang menurunkan bentuk ‘menulis’, ‘penulis’, ‘penulisan’, ‘tulisan’. Demikian juga dengan contoh berikut ini:

  • raih meraih peraih peraihan raihan
  • rampok merampok perampok perampokan rampokan
  • ramu meramu peramu peramuan ramuan
  • rusak merusak perusak perusakan — (tidak ada bentuk rusakan)

Sekarang kita bisa melihat bahwa bentuk pengraihan, pengrampokan, pengramuan atau pengrusakan tidak kita temukan. Tentu saja, analogi di atas bisa kita coba pada kata ‘rajin’: ‘rajin’ ‘merajinkan’ ‘kerajinan’ ‘perajin’.

Mari kita bandingkan dengan contoh berikut.
  • gali menggali penggali penggalian galian
  • ganti mengganti pengganti penggantian gantian
  • ganti berganti pergantian (baca: juga Pergantian atau Penggatian
Setelah membaca uraian singkat ini, semoga kita bisa bersikap untuk tidak lagi menggunakan pengrajin alih-alih perajin. [Apolonius Lase, Penyelaras Bahasa Harian Kompas; Penyusun Kamus Nias-Indonesia]

* Artikel ini pernah ditayangkan di http://suaradalamdiam.blogspot.com

Tidak ada komentar: